Headlines News :
Home » » Kriteria Mursyd

Kriteria Mursyd

Written By Unknown on Senin, 22 Juli 2013 | 03.34


Seorang mursyid memiliki tanggung jawab yang berat, oleh karenanya seorang mursyid itu
harus memiliki kriteria-kriteria dan norms-norma sebagai berikut;

1. Alim dan ahli didalam memberikan irsyadat (tuntunan–tuntunan) kepada para muridnya
dalam masalah fiqih/syari’ah dan masalah tauhid/aqidah dengan pengetahuan yang dapat
menyingkirkan segala prasangka dan keraguan dari hati para muridnya mengenai persoalan
tersebut.

2. Arif dalam segala sifat kesempurnaan hati, segala etika, segala kegelisahan jiwa dan juga
mengetahui cara menyembuhkannya kembali serta mempebaiki seperti semula.

3. Bersifat belas kasih terhadap semua orang Islam, terutama mereka yang menjadi muridnya.
Apabila melihat ada diantara mereka yang tidak dapat segera meninggalkan
kekurangan-kekurangan jiwanya, sehingga belum bisa menghindarkan diri dari kebiasaankebiasaannya
yang kurang baik, maka dia besikap sabar, memperbanyak ma’af dan tidak
bosan mengulangi nasehatnya serta tidak tergesa-gesa memutuskan hubungan
murid yang seperti itu dari silsilah thariqohnya. Tetapi hendaknya dia tetap dengan penuh
lemah lembut selalu bersedia memberikan bimbingan-bimbingannya kepada murid asuhannya
itu.

4. Pandai menyimpan rahasia para muridnya, tidak membuka aib mereka terlebih di depan
orang banyak. Tetapi sebaliknya tetap mengawasinya dengan pandangan mata kesufiannya
yang tajam serta memperbaikinya dengan caranya yang
bijaksana.

5. Tidak menyalah gunakan amanah para muridnya, tidak menggunakan harta benda mereka
dalam bentuk dan kesempatan apapun dan juga tidak menginginkan apa yang ada pada
mereka.

6. Tidak sekali-kali menyuruh para muridnya dengan sesuatu perbuatan kecuali jika yang
demikian itu layak dan pantas dilakukan oleh dirinya sendiri. Demikian pula dalam melakukan
ibadah yang sunnah atau menjauhi perbuatan yang makruh. Pendeknya dalam segala keadaan dan perasaan, dirinyalah yang harus menjadi contoh terlebih dahulu, baru kemudian disampaikan suatu perintah atau larangan kepada para muridnya. Jika tidak demikian kesanggupannya, maka lebih baik hendaknya dia berdiam saja.


7. Tidak terlalu banyak bergaul, apalagi bercengkerama dan bersendau gurau dengan para
muridnya. Dia hanya bergaul dengan mereka sekali dalam sehari semalam dalam kesempatan dzikir dan wirid, sekaligus menyampaikan bimbingan-bimbingannya berkaitan dengan masalah syari’ah
dan thariqoh dengan merujuk kepada kitab- kitab yang menjadi pegangan alirannya. Sehingga dengan demikian dia dapat menghindarkan segala keraguan dan dapat membimbing para muridnya dalam beribadah kepada Allah SWT dengan amalan-amalan yang sah.

8. Mengusahakan agar segala perkataannya bersih dari pengaruh nafsu dan keinginan,
terutama kata-kata yang pendapatnya itu akan memberi dampak batiniyyah pada muridnya.

9. Bijaksana, lapang dada, dan ikhlas. Tidak memerintahkan kepada para muridnya sesuatu
yang menurutnya mereka tidak sanggup untuk itu dan senantiasa bermurah hati
didalam memberikan pengajaran kepada mereka.

10. Apabila ia melihat seorang murid, yang karena selalu bersama-sama dan berhubungan dengannya lalu menampakkan ketinggian hatinya maka hendaknya segera dia perintahkan si murid tersebut pergi berkholwat (menyendiri) ke suatu tempat yang tidak terlalu jauh dan juga tidak terlalu dekat dengan dirinya.

11. Apabila dia melihat kehormatan dirinya dirasa berkurang pada perasaan dan hati para muridnya, hendaklah ia segera mengambil inisiatif yang bijaksana untuk mencegah hal tersebut. Karena berkurangnya
rasa percaya dan rasa hormat seorang murid kepada guru mursyidnya adalah merupakan suatu keburukan yang membahayakan bagi pribadi si murid.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Search

 
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2013. Pondok Pesantren Kyai Galang Sewu Semarang - All Rights Reserved